Menjadi Sahabat Bagi Anak Pra-Remaja
Anak Usia Pra-Remaja |
Pahami anak pra-remaja
Usia Pra-Remaja adalah usia anak yang sudah mulai masuk tahap SMP (Sekolah Menengah Pertama). Pada usia ini anak mulai mencari jati diri, mereka mulai menyukai apa yang disukai oleh teman-teman, mulai terpengaruh dengan apa yang dinamakan trend. Dan ketika mereka tidak mengikuti hal itu, anak usia pra-remaja akan merasa dijauhi dan tidak mempunyai teman. Anak usia pra-remaja memang selalu ingin eksis dihadapan teman-temannya, sehingga teman adalah hal yang penting bagi mereka.
Perbedaan pendapat ataupun pemikiran yang menghasilkan perselisihan antara orang tua dan anak pada usia pra-remaja merupakan hal yang biasa. Oleh karena itu, orang tua harus menghadapi permasalahan yang ada dengan sabar dan bijak. Terkadang anak pra-remaja tidak melihat orang tua menjadi pujaan atau figur teladan mereka.
Anak pada usia pra-remaja mulai mencari jati diri dan mulai berusaha mandiri, akan tetapi terkadang orang tua tidak mengerti, dan yang dilihat oleh orang tua adalah anak seperti memberontak kepada orang tua. Anak pra-remaja biasanya lebih dapat terbuka kepada temannya, daripada orang tuanya sendiri. Yang diperlukan anak adalah "ruang" bagi mereka untuk menjadi mandiri. Karena pasti akan tiba saatnya mereka menjadi pengertian kembali kepada orang tua.
Anak usia pra-remaja memiliki permasalahannya sendiri. Mereka mulai ingin membeli barang untuk kebutuhannya sendiri, seperti handphone, pakaian, dan lain-lain, hanya agar dapat diterima dan dilihat keren oleh teman-temannya. Mereka juga mulai menyukai lawan jenis, dan tak sedikit yang mencoba untuk berpacaran. Belum lagi masalah pelajaran sekolah yang tiap hari makin sulit. Anak usia pra-remaja, merasakan setiap masalah yang ada sangatlah besar. Mereka terkadang sulit untuk memilih, apakah menjadi pribadi yang unik atau menjadi orang yang populer dihadapan teman-temannya. Peran orang tua sangatlah diperlukan disini. Selain sebagai support, orang tua juga harus dapat membimbing mereka tetapi juga menjadi teman bagi mereka. Beberapa sikap yang dapat diambil oleh orang tua untuk menghadapi perubahan-perubahan sikap bagi remaja, adalah sebagai berikut:
1. Biarkan Anak Belajar Dari Kesalahan
Pengalaman adalah guru yang terbaik, terkadang hal tersebut menjadi benar dan nyata di kehidupan. Anak usia pra-remaja sering melakukan kesalahan, dan biarkanlah mereka belajar dari kesalahan-kesalahan tersebut. Tetapi orang tua juga harus tetap mengingatkan dan berusaha menjadi filter terhadap hal buruk yang dapat terjadi pada anak usia pra-remaja.
2. Waktu Terus Berlalu Dan Jamanpun Berubah
Jangan pernah mencoba menyamakan anda waktu seusia anak pra-remaja, dengan anak anda, karena jaman telah berubah dan kebutuhan yang ada menjadi berbeda. Mungkin saja dulu hal tersebut bukanlah suatu keharusan, tetapi sekarang adalah kebutuhan. Karena anak usia pra-remaja membutuhkan pengakuan oleh teman-teman sebayanya. Segala kebutuhan yang saat ini ada, tidaklah semuanya adalah hal yang baik, dan anak usia pra-remaja terkadang ingin mencoba segalanya, biarkanlah mereka mencoba dan belajar dari segala yang pernah dicobanya. Orang tua hanyalah dapat membantu dan mendorong anak untuk mencoba berpikir akan dampak positif ataupun negatif dari hal baru yang anak usia pra-remaja lakukan.
3. Anak Mulai Berubah Dan Membuat Orang Tua Jengkel
Anak-anak pada usia pra-remaja memang memiliki insting alami untuk melanggar batasan-batasan yang ada. Ada kalanya dimana orang tua perlu melonggarkan dan menyesuaikan batasan-batasan yang telah dibuat orang tua agar dapat selaras dengan tingkat kedewasaan dan kemandiriannya yang meningkat. Semuanya butuh waktu agar anak menjadi mulai mengerti orang tua kembali.
4. Kenali Emosi Anak Usia Pra-Remaja
Anak usia pra-remaja memiliki emosi yang sangat labil. Orang tua perlu mengenali dan mengarahkan agar anak usia pra remaja dapat mengendalikan diri. Mengembangkan kecerdasan emosional menjadi tujuan yang sangat penting bagi anak usia pra-remaja. Kecerdasan emosional, berarti anak dapat mengenali, mengekspresikan dan mengendalikan emosi diri sendiri, selain itu mereka juga dapat mendengarkan dan memahami perasaan orang lain.
5. Kecerdasan Spiritual Juga Merupakan Kebutuhan
Kecerdasan spiritual memiliki pengaruh yang cukup besar dalam kecerdasan emosional. Maka dari itu selalu bimbinglah anak anda untuk selalu mengenal dan berjalan pada jalan Tuhan Yang Maha Esa. Selalu ajak anak anda untuk mengikuti pelajaran keagamaan atau acara keagamaan yang ada di luar sekolah.
6. Anda Adalah Orang Tua
Hal yang harus selalu diingat oleh orang tua dan wali seorang anak adalah yang memiliki kewenangan dan kewajiban untuk membimbing, mengatur dan memikirkan kesejahteraan anak. Karena anda adalah orang tua, dan tentunya memiliki pengalaman yang lebih banyak daripada anak, maka tentu saja anda haruslah lebih bijaksana daripada anak, sehingga saran atau nasehat yang anda berikan seharusnya dapat membuat anak usia pra-remaja menjadi lebih positif.
0 comments:
Post a Comment