Konferensi KLA (Kota Layak Anak) di Surakarta
Konferensi Internasional ke-2 Kota Layak Anak (KLA) Asia
Pasifik (International Conference on 2nd
Child Friendly Asia Pacific) yang diselenggarakan oleh Kementrian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bertempat di kota Surakarta
mengusung tema Partisipasi Anak (Engaging Child) dengan melibatkan
peserta dari negara-negara di kawasan Asia Pasifik. Acara yang berlangsung selama 3 (tiga) hari sejak
tanggal 30 Juni sampai dengan 2 Juli 2011 lalu cukup menarik simpati masyarakat
Surakarta dan sekitarnya. Penyelenggaraan konferensi ini diharapkan ada
komitment dan peran aktif stakeholder dari pemerintah, lembaga legislatif,
yudikatif, masyarakat, maupun dunia usaha. Karena tujuan ini tidak akan
terwujud jika tidak ada komitment dan sinergi dari para pemangku kepentingan. Pengembangan
KLA bertujuan untuk membangun insiatif pemerintah kabupaten/kota yang mengarah
pada upaya transformasi Konvensi Hak Anak (KHA) dalam bentuk kebijakan, program
dan kegiatan pembangunan yang ditujukan untuk pemenuhan hak anak. Terpilihnya
kota Surakarta sebagai tuan rumah penyelenggara konferensi ini tidak terlepas
dari adanya komitment yang tinggi dari pemerintah kota untuk mengembangkan kota
Surakarta sebagai kota yang layak anak. Tidak terlupakan adalah peran serta
masyarakat yang mendukung terwujudnya kota Surakarta mencapai tujuan KLA.
Konferensi secara resmi dibuka oleh Menteri Negara
Pemberdayaan Perempuan (menneg PP) Linda Amalia Sari Gumelar. Dalam sambutannya
ia menegaskan negara Indonesia berkomitment untuk mempercepat pemenuhan hak –
hak anak dengan mengembangkan kabupaten/kota layak anak (KLA). Ini sebagai
bentuk kesepakatan pemerintah atas deklarasi “World Fit for Children” (dunia yang ramah/layak anak) untuk mengedepankan
kepentingan terbaik bagi anak. Negara – negara yang berpartisipasi dalam acara
ini turut mempresentasikan konsep pengembangan KLA di negaranya berikut kendala
dan keberhasilan dalam mengembangkan dunia yang ramah anak. Sebagai contoh
negara Australia memaparkan konsep KLA dari anak untuk anak. Australia membuat
renovasi taman bermain semua kerativitas ide berasal dari anak dan dirumuskan
oleh seorang arsitek untuk mengaplikasikan ide-ide anak. Di Indonesia, contohnya
di Jakarta terdapat perpustakaan untuk anak dengan konsep sesuai keinginan anak
digagas oleh seorang arsitek dan pengajar di Fakultas Teknik Universitas
Indonesia bernama Paramitha Atmodiwirjo.
Artikel Mempertanyakan ABH di KLA
Part 2
Artikel Mempertanyakan ABH di KLA
Part 2
0 comments:
Post a Comment